Sabtu, 05 Juni 2010

Hari Yang Ceria

Oh ceria hari ini. tak ku duga kau datang pada ku. senangnya hati ini. kau nyatakan cintamu pada ku. Oh ceria hari ini. tak ku duga kau jadi milikku. ini yang aku tunggu. kau cintaku. kaulah cinta matiku. Diriku bahagia hatiku tak hampa.

Coba berpikir, “Apalagi ada abi yang jadi syafaat dan santri-santri saya yang tiap hari pasti mendoakan. Apalah artinya dia (teman-temannya saya itu), bukan apa-apa saya ngurus diri saya, sok perhatian, yah, kampret!”

Dan kemudian, dia tidur-tiduran di atas kasur empuknya seraya terbayang: suasana romantis seharian dengan sang kasih, obrolan yang ceria, canda yang manja, dan nikmat, nikmat, dan nikmat. Teman-teman di sebelahnya bergerombol tak kalah aksi.

Seperti kejadian sepuluh hari yang lalu, ketika burung-burung itu bertengkar di tempat ranting itu. Burung-burung itu pun di nasehatinya saat angin itu berjumpa dengannya; agar tak lagi-lagi mengganggunya dan senantiasa ramah padanya. Betapa telah banyak yang ku dapat darinya, saat malam berdiri di ketinggiannya atau pagi bahkan aku pernah; meluangkan semua siangku bersamanya, bercengrama dan menghabiskan semua ceria yang tersisa di tiap lekuk hari.

Bagaimana mungkin Anda bisa bangun dengan badan yang segar, jika dimalam hari tidak cukup waktu tidur Anda. Banyak pakar kesehatan mengatakan, hari yang ceria dimulai dari malam harinya. Jika Anda memiliki kebiasaan tidur larut atau pada suatu hari pernah didatangi seorang lelaki yang wajahnya kusam dan keningnya selalu berkerut. Dengan murung lelaki itu mengadu, "Tuan, sepanjang hidup saya, rasanya tak pernah tertawa bahagia.

Abu Yazid menyampaikan bahwa hendaknya ia memandang dunia ini dengan hati yang gembira, senang dan wajah yang ceria. Dengan memperbaiki penampilan wajah, maka hati pun akan ceria. Dengan kata lain, Abu Yazid ingin merubah cara pandang orang itu.