Minggu, 23 Desember 2007

Puisi-Puisi Fredy Sr. Wowor: :SUMONDER FUCKING BLUES, PANTE MANADO BLUES"


Tahuk soresore di kantin sastra

Dengar Rolling Stone,

“I got the blues”

Dari Ebit pe radio

Qta minung kopi tumbu

Om Manus ada beking

“bukang maen ini kopi !”

Qta bilang pa Coy

“Pantas kopi dari Manado

Jadi kopi paling mahal

Di pasar Eropa

Nyanda heran kote

Pamerenta blanda dulu

Paksa orang Minahasa

Batanang kopi

Ada 80 sampe 120 hari pertaong

Torang pe oma deng opa dulu

Musti kase waktu

Urus kopi di kobong

Depe laste

Kopi yang dorang tanang susasusa itu

Dorang musti jual pa pamerenta blanda deng harga murah

Kopi yang dorang tanang susasusa itu

Dorang nimbole minung sandiri

Dorang tu nimau jual tu kopi

Dapa hongi deng anjing

Dapa pukul deng cambok

Tahuk soresore di kantin sastra

Gudang garam surya di bibir

Tinggal saujung kuku

Abu roko yang tatarbang

Angin paka kagekage

Kase inga abu pohong cingke

Orang Sonder ada potong

Di kobong Lengkoan, tetebesi,tundak,mapaso,

Lopa in tana, kokoken, pulutan, talun, mawale,

Lalek deng lopa in kopi

Orang Sonder ada potong

For beking kayu api

Pohongpohong cingke

Dorang beking kayu api

Lantaran pamerenta Repoblik Indonesia

Mulai dari Soeharto sampe SBY

Beking cingke nyanda ada harga sama skali

“Cuma jaman Gusdur katu”, dorang bilang

“Harga cingke bole tanae

Riki bole tiki saratus ribu lebe perkilo”

Co ngoni bayangkan

Orang gunung turung Manado

Bawa satu datsun cingke kring

Babale kamari so deng doi satu karong

Kong tu datsun fol deng barang blanjaan

Dari kulkas sampe handpon

Tahuk soresore di kantin sastra

Kopi tinggal tasisa ampas

Roko di jare tinggal tasisa puntung

Dari Ebit pe radio

Mick Jagger manyanyi

Bob Dylan pe puisi

“how does it feel

How does it feel

To be on your own

With no direction home

Like a complete unknown

Like a rolling stone?”

Qta buang tu puntung

Dari sela jarejare

Kong ambe tas abis bayar kopi

“Pulang Fred”, Ie’ tanya

“Qta mo ka puncak Temboan Rurukan

Qta, Weol, Sondey, Oroh deng Kalalo

Qta mo lia sanrais sambil babaca puisi !”






PANTE MANADO BLUES

Qta so nda dapa lia pante

Pas dudu di sini

Di bangku panjang kantin Manus

Qta so nda dapa lia pante

Pas dudu di sini

Gedunggedung batingkattingkat

Tareterete jadi pampele

Qta so nda dapa lia pante

Pas dudu di sini

Qta cuma lia

Manado baroba jadi pusat parblanjaan

So itu kote pamerenta tambung tu bibir pante


Naskah Teater Greenhill G. Weol: "Pahit"

Sebuah kisah cinta tanpa kata-kata...

Karakter-Karakter:

- Dalam Satu:

1. Pria

- Dalam Dua:

1. Pria

2. Wanita

3. Penari Pria Pertama

4. Penari Pria Kedua

5. Penari Wanita Pertama

6. Penari Wanita Kedua

- Dalam Tiga:

1. Pria

2. Wanita

3. Sosok-Sosok Hitam

- Dalam Empat:

1. Sosok Pantomime

2. Sosok-Sosok Statis

- Dalam Lima:

1. Pria

2. Wanita

3. Sosok-Sosok Hitam

- Dalam Enam:

1. Pria

2. Kekasih Pria

3. Kekasih Wanita

- Dalam Tujuh:

1. Wanita

2. Kekasih Pria

3. Kekasih Wanita

- Dalam Delapan:

1. Pria

2. Kekasih Pria

3. Kekasih Wanita

4. Sosok-Sosok Hitam

Satu

Panggung gelap lengang. Sebuah soft spotlight menyorot dari belakang ke depan panggung dengan cahaya redup, hanya cukup untuk memunculkan siluet-siluet dan sedikit lantai sekitar. Di sana ada sepasang meja kursi kayu dengan setumpuk kertas yang tak beraturan. Ada sebuah pena di atasnya. Di samping kertas itu ada secangkir kopi yang telah dingin. Sebuah lampu meja menerangi meja itu sekaligus mencipta bayang-bayang di sekeliling. Ada beberapa gumpalan kertas bertaburan di sekeliling. Seseorang sedang duduk bersandar. Bayangan lampu tadi menyamarkan wajahnya dalam kegelapan. Dalam keremangan tergambar pakaiannya: kemeja tua dengan kancing terbuka, lengan panjang dilipat sesiku. Tangan kanannya diletakkan di meja sambil menjepit sebatang rokok yang abunya telah lama tak dijentikkan. Asap menggantung tipis. Kemudian ia beringsut maju perlahan. Wajahnya yang tadi tersamar bayangan mulai nampak perlahan. Sayang, sebelah tangannya dipergunakan untuk menyangga wajah sehingga menutup mata dan sebagian wajahnya. Tangannya bergerak lambat mengusap muka hingga jatuh perlahan di dagunya. Ia menengadah dengan mengejam mata sambil menarik napas. Perlahan ia mengembus napas dan kembali menunduk. Pandangannya mengarah pada tumpukan kertas. Tangan kirinya bergeser dari dagu dan menopang kening. Ia menjentikkan abu rokoknya ke lantai samping. Sekarang, wajahnya disinari lampu meja. Wajahnya sedih, lusuh dan berminyak. Rambutnya hampir tak tersisir. Pandangannya nanar. Keningnya berkerut samar. Perlahan, tangan kanan yang menjepit rokok disorongkan kedepan menggapai asbak. Rokok dimatikan dengan sebuah gerakan saja. Tiba-tiba ia meraih cangkir kopi itu dengan dua tangan dan menghirupnya dengan penuh rindu, seolah sedang bercengkrama dengan kekasih yang lama tak berjumpa. Kedua tangannya kemudian bergerak perlahan meraih pensil dan mulai menggores perlahan kertas yang memapar dihadapannya. Setelah itu, pensil itu diletakkan dengan perlahan. Dipegangnya kertas itu dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya kembali menyangga kepalanya sehingga menutupi mata kirinya. Mata kanannya menatapi kertas seolah membaca. Ia menarik napas panjang dan menghembusnya seraya wajahnya menunduk. Sejenak kemudian, perlahan ia kembali mengangkat wajah menatap nanar kedepan. Pandangannya tanpa fokus. Keningnya berkerut. Ia mulai memuisi dengan suara berat, penuh kekecewaan:

Jika ada yang bertanya

Tentang makna cinta

Saat ini aku tak lagi punya jawabnya

Karena bagaimana mungkin mengukur

sesuatu yang tak lagi terasa

bagaimana mungkin menaksir

bentuk yang kini tak kasat mata

bagaimana lagi menilai harga benda

yang sudah tanpa makna

tidak...

aku memang bukan Sang Suci

Cuma lahir dan nanti mati

Sering rindu udara pagi

Menangis dalam hati

Ketika anjing kesayangan sakit lantas pergi

Bahkan memendam rindu

Buat kekasih yang tlah lama lari

Tahun-tahunku sarat bayangan

Kau tak tau pahit yang kurasakan

Melarung anak sulung korban perbedaan

Lalu apa arti kehidupan?

Hilang sudah dari ingatan

Tetapi mari duduk di sisiku

Atau jika kau malu

Biar aku yang menghampirimu

Kita bisa membunuhi waktu

Dan mungkin dapat kuajarkan

Bagaimana menelan masalalu

Atau membuat cake coklat-

Kalau kau mau

Akupun bukan pemuja kata

Sebab tak punya nyawa ia

Tanpa tarian bermakna

Sebentuk pena

Pun aku tak percaya cinta

Yang lahir tiba-tiba

Tanpa kenal apa dan siapa

Mulut-mulut yang mengeja

Jadi jikapun cinta tlah mengata

Dalam kalimat menyala-nyala

Ketika malam-malam buta

Itu hampa

Tanpa kita sadar menerima

Tawa dan tangis bersama

Alur hidup gila maya

Yang pernah datang menyapa

Lalu kau… Aku…

Akan menangis dan tertawa bersama

Dan belajar tentang cinta…

Setelah itu ia kembali menunduk. Kertas yang dipeganginya ia remas perlahan-lahan dengan kedua belah tangan di depan wajahnya. Kemudian ia beringsut mundur kembali kedalam gelap. Hanya kedua tangannya yang masih tampak. Remasan tangannya dibuka perlahan. Gumpalan kertas itu ada di telapak tangan kirinya. Ia mengangkat sedikit tangan itu. Jari-jarinya gemetaran. Gumpalan kertas itu kemudian dibiarkan jatuh menggelinding ke lantai... Lampu berangsur redup.

*

Dua

Bagian depan panggung berangsur terang. Ada dua orang disana. Seorang wanita sedang duduk di atas sebuah kadera menghadap ke samping. Wajahnya tertunduk. Rambutnya tergerai menutupi sebagian mukanya. Tangannya terlipat dengan anggun di atas pahanya. Ia mengenakkan gaun selutut berwarna merah. Di bagian lain depan panggung, tak jauh dari wanita itu, seorang pria sedang berdiri tenang. Pandangannya lurus ke depan, namun agak ke atas, tangannya menyisip kantong celananya. Wajahnya bersih, matanya cemerlang. Ia mengenakkan kemeja putih dan celana hitam. Sejenak ia mengalihkan pandangan kearah belakang, kearah wanita itu. Pandangannya kemudian kembali ke depan, tetapi kali ini kearah bawah. Dia menarik napas dan tersenyum. Dia kemudian membalik badan dan mulai melangkah perlahan-lahan menuju kepada wanita itu kemudian berhenti tepat di depannya. Ia berlutut dan seolah mencopa menangkap pandang mata wanita itu tapi ia menunduk terlalu dalam. Pria itu menyentuh dagu wanita itu dengan tangan dan mengangkatnya sedikit, cukup untuk saling pandang mata. Pria itu beringsut berdiri dengan lambat, sedang tangannya tetap menyentuh dagu. Wanita itu pun perlahan menengadah. Pandangan mereka tak lepas selama beberapa saat. Selanjutnya wanita itu mengangkat tangan kanan yang disambut oleh pria itu. Wanita itu perlahan bangkit dari duduknya. Sekarang mereka berdiri berhadap-hadapan, mata mereka berpautan dan sejenak mereka diam dengan tangan yang saling berpegangan setinggi perut. Lelaki itu menarik tangan wanita itu dan di ciumnya lembut. Wanita itu tersenyum dan mendekatkan tubuhnya kepada pria itu kemudian ia meletakkan kepalanya di dada pria itu. Wajahnya menghadap ke depan. Matanya terbuka dan bersinar damai. Mereka mulai bergerak perlahan, sebuah dansa yang lembut. Di bagian belakang, dari kedua sisi panggung masuk dua orang pria yang kemudian mengundang pasangannya untuk masuk. Kedua pasangan ini kemudian bergerak berdansa bersama-sama dengan pria dan wanita tadi. Sejenak kemudian lampu memudar.

*

Tiga

Ditengah pangung seorang pria berdiri diam disorot tajam lampu. Pandangannya lurus kedepan. Bibirnya terkatup rapat, dahinya agak berkerut. Wajahnya gelisah dan kecewa. Tangan kanannya berjuntai lemas, memegang sebuah top, sedang tangan kirinya menggantung pada bahu kanannya. Ia mengenakkan jaket hitam panjang yang basah menetes-netes. Tubuhnya basah kuyup, rambutnya pun basah dan menetesi wajahnya. Dari kedua sisi panggung, sosok-sosok dengan payung yang membuka dan berbaju hitam lalu lalang dengan lambat dari kanan kekiri dan sebaliknya. Beberapa kali mereka lewat sangat dekat dihadapnnya, namun seolah tak ada orang yang berdiri, mereka tak memandangi pria itu. Beberapa kali pula ia mencoba menatap wajah sosok-sosok tadi, namun mereka lewat dengan menundukan kepala. Beberapa kali ia membuka mulut seolah hendak mengatakan sesuatu, namun suaranya tercekat di tenggorakannya. Beberapa saat kemudian ia seperti putus asa dan menundukkan kepala. Dia mengenakkan topinya. Pria itu mulai melangkah perlahan menuju ke samping kiri panggung dan keluar. Sosok-sosok berpayung tetap berselewiran. Selang beberapa saat, seorang wanita masuk dari sisi yang berbeda. Pakaiannya gaun hitam yang basah pula. Rambutnya kusut basah. Ia menengok ke kanan dan kiri. Tangannya di depan dada. Ia mencari-cari seseorang. Ia mulai bergerak mendekati sosok-sosok tadi secara acak seakan hendak bertanya sesuatu, namun mereka tetap berjalan. Ia bergerak adari satu sosok ke sosok lain dengan gelisah, dengan putus asa. Akhirnya ia berhenti di bawah sorotan lampu tengah panggung dan jatuh tersimpuh dengan wajah menunduk. Lampu memudar perlahan.

*

Empat

Panggung berangsur terang. Pada bagian belakang panggung empat sosok berpasang-pasangan dengan baju hitam. Mereka seolah berada dalam dunia sendiri-sendiri. Mereka tak bergerak dan tanpa suara, hanya mimik dan gestur, yang menggambarkan pertengkaran dan amarah. Kemudian masuk sesosok dengan rias dan cat hitam dan putih yang membelah tubuhnya secara vertikal ke panggung bagian depan. Dia memerankan sebuah pertengkaran antara dua orang dengan berganti-ganti karakter. Pada saat dia berada dalam satu karakter dia akan menghadap pada sisi yang satu, dan ketika berpindah karakter ia akan menghadap pada sisi yang lainnya. Pertengkaran ini semakin lama semakin memuncak dan memuncak menjadi lebih beremosi dan cepat berganti-ganti karakter. Akhirnya, ia histeris, menjambak rambut dan berlarian kesana-kemari lalu membanting-banting tubuh dan terkapar dengan terengah-engah. Lampu memudar.

*

Lima

Lampu menyala. Dari sisi-sisi panggung masuk sosok-sosok berpakaian hitam mereka bergerak lambat sambil melihat-lihat sekeliling dengan pandangan kekiri-kanan seolah sedang melihat-lihat sesuatu. Mereka bergerak kekiri-kekanan, zig-zag tak beraturan. Yang masuk dari sisi kiri akan kemudian keluar dari sisi kanan, begitu sebaliknya, begitu terus-menerus. Setelah beberapa saat, dari kiri masuk seorang pria berbaju putih lusuh. Kemejanya setengah terbuka, setengah dimasukkan kedalan celana, setengah keluar. Tampangnya lusuh pula dan menundukkan kepala. Tangannya menggantung lemah. Ia berjalan lambat-lambat disela-sela sosok-sosok tadi, tanpa memperhatikan arah berjalannya. ia seolah hanyut dalam aliran gerak sosok-sosok itu. Ia kemudian tertatih-tatih menuju sisi kanan dan keluar. Kemudian dari sisi kanan seorang wanita berganti masuk. Ia tampak lusuh pula. Rambutnya terburai tak teratur menutupi wajahnya. Gaun yang di kenakannya pun kusut dan kotor. Jalannya lambat dan tak bertenaga, juga hanyut di tengah gerak sosok-sosok itu. Akhirnya ia keluar ke sisi kiri panggung. Selang beberapa saat, mereka masuk bersamaan dari sisi-sisi yang berbeda. Mereka bergerak perlahan dengan emosi dan gestur yang sama dengan pada saat masuk pertama. Tepat ditengah panggung mereka berpapasan, tetapi tak saling memperhatikan dan terus bergerak menuju sisi sebelah dan kembali keluar. Kemudian mereka kembali masuk dengan gaya yang sama, kali ini di tengah panggung mereka bertemu dan berhenti bersamaan. Ada jarak sekitar semeter diantara mereka. Kepala mereka masih tertunduk. Seolah sedang memandang dari ujung kaki menuju ujung kepala orang dihadapannya, perlahan-lahan kepala mereka diangkat. Mereka berhadap-hadapan, berpandang-pandangan. Sorok mata keduanya dingin, tanpa emosi. Ekspresi wajahnya pun dingin. Kemudian kening mereka mulai berkerut. Air muka mereka mulai menampakkan entah kekecewaan entah amarah. Mereka saling tatap mata beberapa saat. Akhirnya mereka kembali menunduk perlahan, dan mulai bergerak tertatih menuju sisi panggung yang berlawanan dan keluar.

*

Enam

Lampu perlahan menyala. Ditengah panggung seorang pria duduk sendirian di sebuah kursi kayu yang dibalikkan, depan menghadap belakang. Wajahnya lusuh, lelah dan kecewa, kancing-kancing bajunya terbuka. Sesekali ia menengadah dan mengusap wajahnya dengan kedua belah tangannya. Matanya kadang melotot, kadang tertutup rapat. Sering kali desahan napasnya naik turun. Dibagian belakang panggung masuk sepasang pria-wanita yang sedang kemudian becengkrama, tangan mereka saling menggenggam. Mereka tersenyum satu sama lain dan saling pandang dengan cinta. Dari jauh mereka telah saling tatap dengan mesra. Mereka bertemu tepat ditengah-tengah. Kedua telapak tangan mereka ditempelkan, mata mereka lekat satu-sama lain. Mereka kemudian berpelukan dengan mesra dan mulai bergerak berdansa dengan lembut. Tiba-tiba keduanya saling melepaskan diri, mengambil selangkah kebelakang. Keduanya saling pandang dengan tatapan heran, kemudian kecewa. Keduanya menundukkan kepala dan mulai melangkah keluar menuju sisi yang berbeda. Pria di kursi tadi menunduk dalam. Tiba-tiba, seolah teringat sesuatu, ia mengangkat muka ke depan. Pandangannya tajam, keningnya berkerut, bibirnya terkatup rapat. Kemudian tangan kirinya bergerak perlahan, namun kaku, menuju ke pinggang belakangnya. Dari sana tangannya mengeluarkan sebuah benda, sepucuk pistol. Ia menatap pistol itu lekat-lekat, wajahnya tegang, matanya membelalak, alisnya berkerut, bibirnya gemetar, tangannya gemetar. Pistol itu ditaruhnya di atas kedua telapak tangannya. Beberapa saat, ia tampak ragu, matanya mengerling ke kanan-kiri. Kemudian, dengan gerakan seketika tangan kanannya menggenggam pistol itu dan langsung menempelkannya di dahi kanannya. Pandangannya lurus kedepan, matanya membelalak tajam, bibirnya mengatup rapat, seluruh tubuhnya bagai kejang, napasnya memburu. Tiba-tiba, ia berteriak histeris dengan suaranya yang terkuat. Lampu mendadak padam.

*

Tujuh

Lampu menyala. Di tengah panggung seorang wanita bergaun hitam berdiri dengan wajah tertunduk dalam, rambutnya terurai menutupi wajahnya. Tangannya menutupi wajahnya. Ketika ia mengangkat wajahnya, tangannya dibiarkan jatuh menggelantung. Wajahnya sedih, matanya berkaca-kaca, pipinya basah oleh air mata. Di sampingnya ada sebuah meja dengan vas bunga berisikan bunga layu. Wanita itu mulai bergerak kedepan, mendekati sisi depan panggung, dengan pandang kedepan seraya terisak perlahan. Makin lama isaknya lebih keras dan semakin menjadi-jadi. Tubuhnya lemah, pijakan kakinya goyah. Tangisnya meledak, tubuhnya berguncang, nafasnya tak beraturan. Ia jatuh berlutut, mukanya tertelungkup mencium lantai. Sekali lagi di bagian belakang panggung masuk seorang pria dan seorang wanita. Dari jauh mereka telah saling tatap dengan mesra. Mereka bertemu tepat ditengah-tengah. Kedua telapak tangan mereka ditempelkan, mata mereka lekat satu-sama lain. Mereka kemudian berpelukan dengan mesra dan mulai bergerak berdansa dengan lembut. Tiba-tiba keduanya saling melepaskan diri, mengambil selangkah kebelakang. Keduanya saling pandang dengan tatapan heran, kemudian kecewa. Keduanya menundukkan kepala dan mulai melangkah keluar menuju sisi yang berbeda. Wanita yang sedang menangis tadi tiba-tiba mengangkat kepala dengan sebuah tarikan napas yang menggema di tenggorokannya. Pandangannya lurus kedepan dengan tatapan kosong. Ia mulai berjalan perlahan ke arah meja. Gerak tubuhnya kaku. Di belakang meja ia berhenti dan kembali memandang ke depan dengan pandangan kosong. Tangan kanannya meraih sesuatu dari atas meja, sebuah belati yang berkilat-kilat. Diangkatnya belati itu dan dipandanginya beberapa saat. Wajahnya tak berubah, malah semakin dingin. Ia kembali mengarahkan mata kedepan. Sejenak ia tersenyum, senyum indah, senyum penuh damai. Sorot matanya melembut. Tiba-tiba ia memegang belati itu dengan kedua belah tangannya dan mengarahkannya ke dadanya. Matanya menutup. Ia berteriak nyaring. Lampu mendadak padam.

*

Delapan

Lampu panggung berangsur menyala. Ditengah panggung tertancap dua buah salib kecil dari kayu berwarna putih, tanda kuburan. Keduanya menghadap ke depan dan diletakkan sejajar bersandingan, berdekatan. Dari sisi-sisi panggung masuk sosok-sosok berbaju hitam satu persatu bergerak mendekati kuburan. Mereka mengelilingi kedua kubur dengan menundukkan kepala. Tangan mereka terlipat di depan. Mereka berdiri mematung tanpa suara. Kemudian, dari depan, dari arah belakang penonton, masuk sepasang pria-wanita berjalan bersama bersisian. Tangan mereka bergandengan, mereka saling berpandangan dengan tatapan yang mesra. Pakaian mereka indah dan putih. Mereka terus berjalan bergandeng tangan menuju panggung. Mereka kemudian naik bersama-sama ke atas panggung. Di panggung bagian depan mereka berdiri berhadapan, saling bertatapan mesra, saling menggenggam tangan. Mereka kemudian saling mendekap erat, seolah tak pernah bersua lama. Mereka kembali berpandangan. Pria itu menatap wanita di depannya dan tersenyum seraya menganggukkan kepalanya, seolah minta persetujuan, dan dibalas oleh anggukan serupa dari wanita itu. Dari kantongnya pria itu mengeluarkan sebuah gumpalan kertas. Ia kemudian menguraikan kertas itu sehingga menjadi selembar kertas dan mulai metapnya. Pria itu kemudian memberikan kertas itu kepada wanita di depannya dan wanita itu menatap kertas itu juga. Keduanya kemudian tersenyum. Kertas itu kemudian digumpalkan kembali oleh pria itu ia meletakkan itu dengan perlahan di lantai. Keduanya kembali berpegangan tangan. Mereka berdua kemudian melangkah menuju sisi kanan untuk keluar panggung. Sosok-sosok hitam yang sedari tadi mematung mulai bergerak pula. Mereka mulai bergerak menuju sisi sisi panggung yang berbeda untuk kemudian keluar. Panggung sepi. Sesaat kemudian, dari sisi kiri panggung, masuk seorang pria dengan langkah lambat. Ia berjalan menuju ke kedua kubur itu. Di samping kuburan ia berhenti dan berdiri. Ia menatap kuburan itu dalam-dalam. Ia menarik nafas panjang dan tertunduk. Tiba-tiba ia mengalihkan pandangannya menuju ke gumpalan kertas tadi. Perlahan ia mulai berjalan menuju kertas itu dan memungutnya. Sejenak ia mengamat-amati gumpalan itu sebelum menguraikannya. Setelah kertasi itu telah membuka, ia menatapnya sejenak dan kemudian ia mengalihkan pandangannya ke arah depan, pandangan itu tajam dan seolah hendak memandangi setiap mata di hadapannya. Wajahnya tegang, bibirnya mengatup, matanya memicing. Sejenak lagi ia menatap kertas di tangannya. Kemudian ia kembali menatap tajam ke depan. Bibirnya bergetar dan berpuisi:

Jangan cucurkan airmatamu kelak

Kala ragaku tak lagi hangat dengan candatawa

Kala ranum senyumku tak lagi bergema di rongga hati

Kala belai nafasku tak lagi menyapa hari sepi

Jangan cucurkan airmatamu kelak

Kala citaku tlah lalu dihembus angin waktu

Kala buah penaku tinggal nyala kusam di ingatan

Kala kisah hidupku hanya dengung di malam buta

Kala cintaku terkubur beku dalam jasad kaku pilu

Karena tak bisa lagi kudongengkan

Kisah cinta dan kehidupan ke telingamu

Tak mampu lagi kutatap kagum

Sempurna karya indah dirimu

Tak mungkin lagi kurengkuh takjub

Lembut tubuh harummu

Tak sanggup lagi kunyatakan

Deru cinta didasar hati untukmu

Tangisi aku sekarang!

Saat hatiku haru biru karena cinta lekang dariku

Saat mentari harap pupus hampa dari anganku

Saat jari-jari sunyi mencekik kaku nafas jiwaku

Saat hitam kelam pandang mata khayalku

Menangislah bersamaku!

Balut lebam luka jiwaku dengan tangismu

Banjiri kosong lompong hati keringku dengan airmatamu

Puaskan dahaga rasa tubuhku dengan isakmu

Suburkan gersang taman cintaku dengan ratapmu

Karena airmata suci

Adalah bukti bijak dan tulus hati

Bukan sesal dan gundah dihari nanti

Jika jatuh menggerimis kala raga masih bersekutu nafas

Bukan saat nyawa tlah diregang pergi

Setelah membaca pandangannya melunak, wajahnya berubah sedih, pandangannya menerawang kedepan. Ia kemudian menundukkan kepala. Kertas tadi kembali diremasnya. Perlahan ia memasukkan gumpalan kertas itu ke kantong celananya dan mulai melangkah lambat ke sisi kiri panggung dan keluar. Lampu memudar.

SELESAI

Cerpen Karya Yudy Lumenta: "Vivid"


Siang ini pe panas dapa rasa menyengat skali pa Qta pe badan. Tu suar nda brenti2 mengalir pa Qta pe kous.Bae leh da pake kous warna itam,jadi nda kantara kalu tu ketek so basah!! Mar komang biar so mandi suar, bukang berarti ni badan jadi bobou. Be’da purol plus wangi deodoran jadi resep yang mujarab for ni badan.

Biar so rasa panas,kaki ini seakan nimau brenti for trus mo bajalang. Ada sesuatu yang beking tubuh ini nda mo rasa lalah, mo trus bergerak. Dari oto,so bagambar bagus..apalagi tadi satu oto deng cewe gaga. Mahasiswa ekonomi stou dorang. Panjang rambut beking Qta lebe tamba bagambar..enak kalo mo tarek2!!

So itu ni badan jadi nda rasa tu panas menyengat. Soalnya selama perjalanan dari kampus sampe blakang jumbo, ni mata slalu menatap dua mahkluk cantik walau sambunyi2 ! Mungkin lantaran dorang tau Qta ja haga,lebe beking diri dorang.. apalagi Cuma torang tiga di dalam mikro ,jadi ampa kalo hitung deng sopir.Qta dudu di tampa dudu sandiri, sdangkan dong dua dudu di blakang sopir. Sejak awal Qta so tarukira pa dorang dua di jalan sebelum dong nae ni mikro. t-shirt plus jeans ketat beking mata jadi betah for lama2 bahaga. Nintau kyapa, hari ini dapa rasa membosankan. Banya tugas yang dosen kase jadi salah satu faktor beking Qta malas balama-lama di kampus.

Alasan laeng capat pulang karna so nda ada pemandangan bagus di fakultas. Yang tasisa Cuma tuama2 yang masi siang so niat mo mengisi tubuh deng cairan yang beking pusing,beking muntah deng beking saki kapala. So jadi sebuah ritual bagi sekelompok mahasiswa disini for bakumpul pas klar kuliah. Lengkali tre biar masi ada kulia, dorang so bakumpul. Kalu so takumpul,aksi spontan kase kaluar dompet jadi hal yang lumrah. Kalu Cuma mo cari dua par,paling nda lama. Yang depe grap,paling banya dorang ja simpang doi kalu masi pertama2. Mar kalo so tasadap baminum apalagi so tagantong,nda usa tanya, tu doi ja kaluar sandiri. Nda peduli itu doi fotokopi, diktat atopun doi kost. Masalah doi bole mo cari kata..

Sebenarnya dorang ada pangge pa Qta for gabung ni siang. Mar tau kyapa Qta lagi malas mo kase biar ni bibir lama2 menyentuh glas aqua yang dipake bergilir,bibir demi bibir.. Lantaran nda ena, jadi dua kali jalur Qta masi dudu deng dorang. Bicara2 tentang masing2 pe kisah. Mulai dari momake dosen,bacirita bola sampe ke masalah yang klasik bagi laki-laki,tentang asmara...

Jadi rasa ganjil kalo cowo2 so bakumpul kong bacirita tentang cinta. Dorang pe istilah curhat..Kalu kwa cewe,dapa rasa biasa saat dorang bakarlota tentang dorang pe cowo. Mar kalu cowo?Jadi topik yang tergolong eksklusif kalo sementara baminum kong bacirita tentang manisnya cinta.

Jadi nda ena bicara soalnya nda samua yang bakumpul pernah merasakan cinta. Dari brapa yang sering bakubawa,ada dari torang yang nda ada maitua. Bahkan ada Qta pe tamang yang punya catatan rekor di kampus. Dia pernah tanya tiga cewe yang satu angkatan deng torang. Tiga2nya ditolak. Jadi topik yang bagus kalo so menjurus kasini. Soalnya rekor ini jadi bahan carita yang panjang.

Cukup dua kali jalur,Qta langsung ba- bilang mo pulang. Dorang mangarti pas lia Qta trima telpon dari rumah. Qta pun langsung pulang iko muka nimau om kantin lia,ada utang 2ribu for 1glas kopi plus 2batang surya. Sebenarnya ada doi mar masi malas mo bayar. Apalagi ada rencana mo babli.

Nintau mujur apa kong satu oto deng dua cewe gaga. Dorang dua turun di blakang telkom,sdangkan Qta trus menuju jumbo. Kontras skali ni pemandangan dari lia cewe gaga ka kumpulan orang2 yang lalu lalang di blakang jumbo. Mulai dari uti2 sampe orang2 gunung yang mo bablanja di 45.

Kaki ini trus melangkah menuju taman kesatuan bangsa. Karena so lama nda lia cabo ni badan tergoda for mo basingga di PS alias pasar senggol. Nda sadiki barang yang Qta dapa di tampa ini. Umumnya baju2 langka yang nda jual di toko2. Baju gambar musik yang dikirim dari jepang,hongkong ato korea deng tas2 mahal jadi incaran utama. Qta suka bli lantaran depe harga miring.

Tangan ini terasa lalah abis babongkar setumpuk baju yang menggunung disertai aroma baju cabo berbaur deng bobou suar dari penjual maupun pembeli. Kali ini pencarian berakhir dengan hasil nihil. Nda ada baju yang istimewa. Kalo pun ada masi mahal. Maklum,ini hari senin jadi dorang baru babongkar,otomatis harga masi mahal.

Langkah pun menuju muka presiden untuk mencari barang yang sudah menjadi kebutuhan wajib.Pilih-memilih, menyelek- si gambar2 cover yang ada. Memang brapa kali Qta tatipu deng gambar di cover. Dapa lia gaga, mar serta putar di rumah,sondo!! Akhirnya setelah memilih, dua film dalam genggaman tangan siap untuk dibawa pulang.

Selembar uang W.R Supratman pun dike- luarkan. Setelah trima doi kase pulang, Qta pun langsung beranjak pergi.

Nda sabar rasanya mo lia depe isi. Pikiran ini jadi penasaran mo lia gaya apa yang ada dalam vcd ini. Mo telaah skaligus cari referensi. Cukup lama juga Qta cari mikro for pulang. Kebanyakan sopir nimau maso pa Qta p kompleks yang memang jauh dari jalur semestinya. Maklum, siang yang panas beking dorang malas mo baspekol bawa penumpang jaoh2.

Akhirnya Qta dapa oto,yang bukang kebetulan di dalam ada sosok mahkluk ciptaan Tuhan yang indah. Skali lagi dapa bahan gambar bagus.

Perjalanan jauh terasa amat singkat ketika duduk bersebelahan dengan gadis cantik ini. Qta tau depe rumah! So brapa kali satu oto deng dia. Mar baru skarang dudu bakusablah.

Masi suka mo nikmati kebersamaan ini, eh dia so turun. Ternyata dia mo basingga di minimarket. Nintau kyapa Qta ini biar so ada maitua alias pacar masi saja suka lia cewe laeng. Mungkin so depe hukum kalo seorang cowo suka lia cewe gaga. Mar mo beking apa kwa tu mata diciptakan kalo bukang for balia. Jadi Qta pikir wajar2 saja kalo Qta pe mata jadi liar tiap kali lia cewe gaga.

Banya kali Qta dapa cubit lantaran iko mata pas lia cewe gaga,padahal Qta ada bajalang deng maitua. Dia ja veto kalo lia Qta talalu lama ja perhatikan cewe laen. Mar sapa suru kwa dorang pe baju seksi2 yang mengundang torang,cowo2 for mo nikmati.

Mungkin lantaran nimau Qta berpaling, tiap kali torang dua bajalan dia salalu suka bagandeng, seolah-olah ingin kase tunjung pa orang kalo Qta ini dia punya. Qta le anggap ini hal yang wajar. Apalagi Qta memang sayang pa dia. Yang Qta binci kalo dia so pake baju seksi. Qta nimau orang laeng mo bagambar pa Qta pe maitua. Yang Qta suka, Cuma Qta sandiri bole nikmati maitua pe keindahan.

Nda terasa, mikro so brenti di Qta pe muka lorong. Memang lengkali Qta pastiu deng posisi torang pe rumah. So stenga mati oto, jaoh le mo bajalang ka dalam lorong. Mau tak mau, kembali lagi kaki dilangkahkan satu demi satu menuju rumah tempat tinggal.

Lantaran panas terik, ni suar di baju tamba banya. Jadi pas sampe di rumah,Qta langsung bacuci kase fresh tu diri. Ni puru langsung babunyi,maklum dari tadi blum isi apa2. Kaki pun bergerak ke meja makan. Cek para cek, yang tersaji Qta pe makanan favorit,roa. Nda rekeng tiga,Qta langsung ambe piring for makan. Karna lapar,sampe dua kali tambah baru rasa kanyang. Enak!!

. . .

Biar so kanyang mar ni rasa penasaran mo lia tu vcd nada ilang. Jadi langsung saja Qta putar di kamar.Vivid production,ternyata Qta nda salah pilih. So jadi jaminan mutu,produk2 dari vivid. Qta pun langsung ambe posisi yang sadap for bauni. Janine, Steven Croix ,dll ..Oh,ternyata ni kaset keluaran vivid lama yang bagi Qta depe pemain so veteran2. Kan sekarang eranya Jena Jameson. Sedangkan Janine pe tamang satu angkatan Jill Kelly ,skarang so jadi produser.

Kali ini nda biasanya,ni film nda langsung2..ada depe jalan carita. Lumayan for tamba2 koleksi. Memang kalo mo hitong, ni perbendaharaan film jenis ini so tergolong banya. Sekitar dua dos spatu.Barat maupun asia!!

Tumben..kadang2 vivid kase kaluar produk sama deng ini. Penonton jadi penasaran, kapan dang depe adegan???Sudah,dorang so mulai..ni badan so gelisah,cari2 posisi bagus for nikmati.

Sementara asik bauni kage suasana langsung jadi sunyi senyap. Televisi mati, begitupun deng mesin vcd.

Yah,mati lampu..!!!

PLN rupa nintau Kalo Qta sementara asik. Padahal blum sampe depe adegan..

Ah,biar jo paling kwa nda lama. Mungkin Cuma ada pohon jatung. Mar masa di tenga hari bolong bagini. Mo bilang baangin, nyanda. Satu jam berlalu, blum manyala2 ni lampu. Kiapa kang ? nda biasanya lama bagini.

Smentara di koi kage dapa dengar oto pemadam lewat. Qta kaluar kamar kong pi lia di luar. Eh, ternyata ada asap itam basar di awan. Qta tarukira ternyata nda talalu jao darisini. Qta pun tertarik for mo lia dari dekat tu kebakaran. Skitar dua lorong dari rumah depe jarak. Orang2 so bakumpul..

Oh,jadi ini tu beking mati lampu. Riki Janine blum sempat buka baju...

Om Antje pe ruma kote yg tabakar!

Puisi Karya Arthur Waworundeng "KARLOTA"

Mulu

Buang

Ada

Jadi

Mati

Kita

Di dunia

Gampang

marah

Itu

Dari

Karna

Busu-busu

Samua

Batalanjang

Kong

Tabuka

Mo

Rahasia

Samua

Nanti

Dendam

Inga-inga

Apa

For

Orang

Mulu-mulu

Cerpen Karya Yudy Lumenta: "Ini Qta pe Kisah"

Qta pe nama Wenie.R,tamang2 ja pangge Cuma Wen. Ni nama pe arti,Wellem deng Nietje pe gabungan. Wellem.R itu Qta pe papa sdangkan Nietje.S itu Qta pe mama. Orang2 slalu ja hormat ato ja paksa tersenyum kalu bakudapa deng papa. Mar yang lebe dorang hormat tantu Qta pe opa,Ventje.R. Bagimana dorang nda mo hormat,dia kan Gubernur propinsi M. Jadi Qta ini cucu gubernur. Bukang Qta pe mau mo jadi bagini,soalnya yang Qta tau dulu nyanda bagini.

Sampe Qta SMA, Opa cuma dosen,deng ja aktif di partai politik. Torang le pe kluarga depe hidop biasa2. Papa ja badola, mama tre Cuma bajalang kaki kalu mo pi kerja, maklum depe kantor Cuma dekat dari rumah. Hidop mulai brubah waktu opa tapilih jadi anggota DPR.

Qta masi inga bagimana papa pe sibuk jadi opa pe tim sukses. Kasana kamari cari pendukung. Sayang Qta pe umur blum cukup for bapili. Kalu so cukup, paling Qta le jadi opa pe tim sukses di Qta pe skolah. Sapa nyanda suka anggota keluarga mo jadi anggota DPR, baru mo lia depe gaji so beking malele gidi2. Akhirnya kerja tim sukses nda sia2, opa tumbus DPR. Torang kluarga bauni sama2 di TV, pas depe pelantikan. Soalnya Cuma oma tu bole pigi gedung DPR.

Baru dua minggu jadi anggota, Qta pe opa so ja kase spleter pa Qta. Dia bilang ada dapa doi operasional ketua fraksi, jadi berbage dulu deng cucu2. Qta tantu sanang deng kondisi2 bagini. Sekitar tiga bulan kemudian, opa so jadi ketua DPR. Kiapa bagitu? soalnya ketua yang dulu , meninggal dunia akibat serangan jantung. Opa yang notabene ketua fraksi yang juga cukup vokal kalu pas sidang2 langsung tapilih for mo ganti. Tentu ini prestasi yang depe imbas, gaji le iko nae, cucu2 tatawa cina. Qta skarang lebe bangga pa Opa, depe usaha dari dulu akhirnya babuah.

Torang le pe hidop mulai tabae. Papa langsung ba kredit oto, nanti opa bayar kata depe bulanan. Qta le yang dulu Cuma bole lia2 tu baju Spyderbilt ato Billabong, skarang so bole rasa bagimana tu kaos. Pokoknya hidop ini so berubah. Hidop lebe berubah waktu pemilihan gubernur. Opa sebagai Ketua DPR,punya pengaruh besar for bapilih gubernur. Pokoknya brapa kali Qta lia pa opa pe rumah ja datang orang2 top yang mo ba calon gub. Eh ternyata, opa le mo ba calon.

Dan yang Qta nda pernah sangka en duga, opa jadi gubernur. Ternyata keakraban selama 4 bulan di gedung yang sama beking ni anggota2 DPR lebe suka pilih dorang pe ketua deng wakil sandiri for jadi gubernur deng wagub. Padahal kalu mo pikir, opa nyanda banya babuang. Nya sama deng tu calon2 laeng, yang ja servis bagus2 pa anggota2 DPR.

Mar itu no yang namanya hidop. Orang nda pernah tau apa yang di Atas pe mau. Torang cukup jalani deng slalu bersyukur deng apa yang ada. Torang kluarga iko sanang pas opa tapili jadi gubernur. Otomatis torang pe nama kluarga langsung ta angka. Bayangkan,lima taong ke depan opa jadi orang no 1 di propinsi. Brarti torang pe kluarga le turut jadi kluarga no 1.

Yang nda ena setelah opa jadi gub, Qta so nda bebas bergaul. Biar bagimana Qta musti jaga nama bae kluarga. Jadi so nda mungkin Qta mo nongkrong di leput, manyanyi deng bagate kasegaran. Skarang Qta so di level Jack Daniels. Mar memang itu yang Qta rasa. Opa jadi gubernur, cucu le jadi public figure. Tiap Qta ka skolah, tu mata2 slalu ja perhatikan pa Qta. Depe lucu tu guru2 skarang so brubah pa Qta. Kalu biasa matematika 6, skarang so jadi 8.

***

Nya sulit for Qta mo cari maitua. Soalnya setelah lima bulan jadi gub,opa batanya pa Qta sebagai cucu paling tua,

”apa ngana pe mau, Wen??”

yang ada pa Qta pe otak saat itu Cuma oto. So lama Qta ja menghayal, bawa oto sandiri ka skolah. Dan akhirnya, satu unit Daihatsu Feroza jadi Qta pe milik. Deng ini oto, Qta banya carita. Soalnya banya tu parampuang2 matre badekat pa Qta. Biar le Qta nda bawa oto,yang namanya cucu gub, cewe2 tetap suka badekat,apalagi so ada oto sandiri. Mulai dari gaga sampe yang biasa2 sok dekat deng Qta.

Yang aneh, kiapa baru skarang ngoni suka bergaul deng Qta? Waktu Qta masi orang biasa, ngoni ja bajao soalnya lengkali Qta maso klas so bobou minuman. Memang dulu Qta akrab deng tamang2 yang orang pe istilah jap2. Maklum orang kampung, jadi pengaruh di skolah. Supaya dorang nda mo jajah, mau tak mau Qta musti akrab deng dorang. Akhirnya Qta jadi sering mabo. Mar yang Qta sanang, ni tamang2 ini, dorang itu setia kawan. Tiap kali Qta ada masalah, salalu dorang bantu. Perna satu kali, Qta lari dari rumah lantaran ada baku strekel deng sebe. Tamang2 ini yang kase nasehat,nda guna mo lari,lebe bae pulang kong bacirita bae2.

Qta bersyukur punya tamang2 bagini. Biar nakal2, mar dorang itu sebenarnya bae. Jadi pas Qta so jadi cucu gub, dorang nda perlu mo cari muka mo badekat pa Qta, soalnya torang itu so akrab. Dari Qta yang nda ada apa2 sampe skarang. Kalu dulu torang ja minum captikus, skali2 kalu ada doi, kasegaran. Skarang Qta ja traktir pa dorang minum dry gin, ato kalo ada doi banya Qta bli akang Jack Daniels. Yang Qta tatawa kalu ja lia dorang minum. Lantaran lida cap tikus, jadi ni minuman2 mahal maso tre2, padahal depe kadar alkohol tinggi. Akhirnya dorang pun mabo berat.

Sampe Qta lulus SMA, dorang tetap jadi Qta pe tamang bae. Kenangan2 pas ba cao sama2,basambunyi dari guru slalu akan tasimpang dalam memori. Qta sebenarnya opa ada suru kase lanjut studi di luar. Mo kulia di ibukota ato luar negri,dia sanggup mo biaya. Qta pikir2 , Qta masi suka tinggal disini. Masi mo nikmati posisi sbagai cucu gub.

Jadi Qta kuliah disini. Sama deng kondisi SMA, di kampus pun banya skali yang ja ba cari muka. Dorang pura2 bae di muka pa Qta lantaran Qta pe status. Coba kalu Qta Cuma mahasiswa biaasa?mar bagitu no ini realita. Qta pun harus jalani. Bagus tre banya orang ba bae2 pa Qta. Depe sadap, Qta gampang mo cari cewe. Tinggal mo pili komang.

Mar Cuma satu yang beking Qta jatuh hati.Depe nama Gina. Ni cewe aktif di BKK, jadi dia itu anak rohani. Qta pikir nda mungkin dia mo manfaatkan Qta pe status. Laeng carita deng cewe laen yang rata2 matre. Jadi Qta langsung tertarik pa Gina.

Dan cinta pun tak bertepuk sebelah tangan. Qta deng dia akhirnya jadi. Setelah jadi,nda ada yang namanya bajalang ka 21 ato tampa2 laeng. Qta slalu dia pangge maso praise centre ato iko kkr.

Kondisi bagini terasa sulit for Qta. Dimana deng doi yang Qta punya mudah skali tagoda for mo ba foya2 di pub ato café. Apalagi Qta pe kebutuhan ato dorang bilang kecanduan akan alkohol termasuk tinggi. Qta nimbole kalu satu hari kong nda minum.

Begitupun dengan urusan musik,di oto Gina slalu pasang kaset GMB.Sydney ato Frangki Sihombing. Padahal Qta ini penggemar Marylin Manson yang nyata2 menghujat Tete Manis. Kalu Qta mo langsung pindah aliran,itu susah. Akhirnya lengkali Qta deng dia ja bakuambe lantaran Qta so bobou minuman. Qta perna bapikir,lebe bae jadi deng cewe yang Qta bole ator,supaya Qta bebas. Mar Qta pe hati so terlanjur sayang pa Gina. Dan mungkin kalu torang ta trus kaweng kong dapa anak.tu kacili pe nama mungkin Wegi,gabungan Wenie dan Gina. Mar itu masi jao,Qta masi suka nikmati ini masa muda. Dia pun masi suka kase klar tu kulia kong lebe serius di pelayanan. Qta deng dia tetap trus batona. Dan Qta pun trus minum for penuhi Qta pe kebutuhan alkohol.

* * *

Keadaan jadi mulai rumit pas somo pemilu. Nintau kyapa papa le mo iko bacalon jadi anggota DPR. yang lebe soe,oma le iko2 bacalon. Qta pikir kalu papa masi wajar mar oma? itu so nda maso akal. Biar le torang pe kluarga lagi dia atas mar jang talalu vulgar kwa. Cukup jo tu opa ja ambe dari proyek2 yang diantaranya fiktif. Blum cukup le tu gaji gubernur amper ampa taong ini ? Nintau sapa tu ada kase2 panas spaya oma ba calon. Mar Qta kasiang Cuma cucu jadi nimbole beking apa2. Yang Qta nimau kwa orang2 somo bilang torang ini kluarga rakus!! memang itu no depe imbas pas rakyat tau papa deng oma bacalon. Dorang langsung bapikir lantaran opa pegang posisi jadi depe bini deng anak gampang dapa doi for kampanye. Sebenarnya kalu torang ini nda beking hal2 sama deng ini,mungkin rakyat mo hormat trus. Soalnya slama ampa taong ini, propinsi ada aman tentram. Beda deng daerah2 laeng yang banya konflik. Opa berhasil kase erat tu hubungan antar umat beragama. Di sisi ekonomi,banya investor yang datang karna dorang lia ini daerah aman. So itu Qta nda abis pikir kiapa papa deng oma mo beking rusak ni opa pe prestasi. Qta pastiu kalu opa pe perjuangan jadi sia2 karna rakyat nilai depe kluarga yang golojo. Mar mo beking apa le,pemilu so berlalu., Papa deng oma mulus tapilih. skarang rakyat so ilang simpati pa opa. Kiapa opa cuma kase biar ini samua..?

Yah,kalu so bagini ,pasti opa so nyanda mo tapilih ulang di periode brikut. Jadi Qta bilang pa opa,manfaatkan bae2 jo ini satu taong trakhir.

Qta langsung tagi tu opa pe janji mo kase kulia di luar negri. Qta so pastiu tinggal disini,so nda tahan orang ja bilang keluarga golojo...