Walau sunyi dan mimpi jadi batas
Ku terus jangkau langit biru
Dan ceburi jiwa di biru laut
Hingga kutemui kerlip bintang biru
Yang pancarkan cahaya megah
Sebagai karyamu ya Allah
Tetapi terlalu indah ter-impi yang pemuja
Yang menatap langit dengan etetes harap
('tuk jauh melangkah menginjak khayangan dan tinggalkan jejak tapak hina)
Malaikat pun 'kan menolak dengan mimpi biru ini
(Seperti yang pernah tercoret di dinding Teater Hall Fak. Sastra UNSRAT, bersilam masa...)