(Serpihan sajak dari tahun 1994)
ECCE HOMO*
Qita tidak lagi mesti
Terpaku pada tatakrama segala
Minta janji ditepati
Qita tidak lagi mesti
Terpesona pada senyum perempuan pingitan
Minta cinta dihargai
Qita tidak lagi mesti
Terpasung pada setiap aturan larangan
Minta sumpah ditaati
Mari,
Ikutkan irama lapar menggelegak
Dan hanguskan desah napas
Memburu pagutan perempuan dursila
Tidak perduli sypilis ngeram dalam nadi
Sedikit lagi bertambah terinfeksi HIV
Mencinta layak tak ada lagi hari esok
Jelajahi lembah-lembah ajaib Venus
Gunung-gunung menjulang dengan kepundan membara
Berlaku segila Nietsche – Gott Ist Tott !!
Belum cukup diri
Tembak-ledakkan dahimu seperti
Laki berkuning rok punya hitam kaca mata
Terkekeh seolah punya sepuluh jiwa –
TERKUTUK
*Inilah Manusia
SAJAK ANTI AGAMA
Masih parcaya kalian pada agama
Institusi bejat ini telah mengubur Tuhan
Di balik kekeramatan gedung peribadatan
Kitap sucinya juga menulahi segala
Dengan seringai kepicikan aturan larangan
Jadi apa keturunan kita nanti
Bila diingusi selalu oleh impian laknat
Kelancungan petitih para rohaniwan munafik
Hingga loba senantiasa menelikung jiwa
Cukup sampai disini saja
Kebenaran sejati tidak lahir
Dari kedegilan hati manusia
SEBUAH SAJAK BUAT Ie’LADORE
Ini dosa Tuhan
Tapi kenapa Engkau biarkan
Aku lumat bibirnya
Ini dosa Tuhan
Tapi kenapa Engkau biarkan
Aku jamah totonya
Ini dosa Tuhan
Tapi kenapa Engkau biarkan
Aku perawani kesuciannya
Ini dosa Tuhan
Tapi kenapa Engkau biarkan
Dosa itu nikmat
BOHEMIAN FUCKING BLUES
AMBIL TALI GANTUNG DIRIMU !
----------------------------------------------
So laat skali
Langit bergelimang bintang-bintang ganjil
Laut berbuih topan-topan gendeng gelombang celaka
Padang kerontang kering berkabut asab mesiu
Ada juga bau limbah pabrik
Dan radio aktif dari pipa-pipa bawah tanah
Masih ada lagi AIDS tambah EBOLA
Ini jiwa hilang dunia manusia tempat
Dimana kanak dulu lagi ? aku percaya pernah
Keperkasaan sumpah leluhur
Keagungan cinta luhur bersama
Kereda-damaian surat-suratan sahabatan dan
Kata ahli agama serta petitih para penggantang asab
Tapi kini
Aku datang dalam badai diriku
Ku kutuki sumpah leluhur
Ku kangkangi keagungan cinta luhur bersama
Ku hancurkan lagi kereda-damaian surat-suratan sahabatan dan
Ku ludahi ahli agama kata serta petitih para penggantang asab
Aku datang dalam badai diriku
Melintasi langit bergelimang bintang-bintang ganjil
Menyelami laut berbuih topan-topan gendeng gelombang celaka
Mengedari padang kerontang kering berkabut asab mesiu
Dihantui bau limbah pabrik – radio aktif dari pipa-pipa bawah tanah
Masih ada lagi AIDS tambah EBOLA
Di atas samua ini – aku maki diriku !
Mau saja membikin perhitungan dengan dunia
Nusia serta sekeliling yang minta perhatian jauh
Dari diriku pula – aku berdiri di sini !
Di ruang lega-lapang tak bertepi
Kesepian dari dunia nusia
Hura-hara kebisingan
Penghabisan luruh berantakan ini jiwa –
Di bawah pohon-pohon terasing
Tersembunyi tingkap-tingkap teratak keji
Tergantung mengambang bayangan mesum
Dari diriku
Terbit menyinar kebersihan ganjil
Caya purnama ajaib lain dari kelainan jiwaan lata
CHRIST SUDAH MATI – BANGSAT !
BLUES MARIARA*
Aku kan kirimkan
Boneka daging tanpa kelamin
Petanda perih luka hatiku
Aku kan cekikkan jari-jari sepi
Dari geliat leher-leher resah ini
Aku kan gigitkan gigi-gigi ngilu pilu
Aku kan cabikkan kuku-kuku risau rindu
Pabila pedih dagingku tak bisa menanah darah
Mengorek ikal usus perut renyai
Ngerayangi nadi passi denyut syahwat urat orok
Menghirup leleran leler perawan ruh
Kau cinta ku ! Kau ! Kaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaau !
Mariara : (bahasa Tontemboan) tukang teluh